Gerai Pra Bumi Terapkan Konsep Waste Zero di Kota Padang

Gerai Pra Bumi Terapkan Konsep Zero Waste di Kota Padang

Roehana Project – Memulai gaya hidup zero waste itu tidak mudah. Dalam prosesnya harus ada yang mendukung baik dari sisi produsen dan konsumennya. Sebab itu Gerai Prabumi hadir untuk meluaskan gaya hidup Zero Waste.

Gerai Prabumi beralamat di Jalan Hang Tuah No. 207 Kota Padang. Hadir awal tahun 2022 dengan konsep ramah lingkungan. Gerai Prabumi menyediakan barang-barang kebutuhan rumah tangga, seperti sabun mandi, dan cuci piring.

Selain itu gerai tersebut juga menjual kebutuhan bumbu dapur. Seperti lada hitam dan paprika bubuk. Namun, yang membedakan Gerai Prabumi dengan toko kebutuhan harian pada umumnya, yaitu tidak menyediakan kantong plastik untuk para konsumen yang ingin berbelanja. Tidak hanya itu, kebutuhan pokok seperti sabun dan bumbu dapur juga tidak menggunakan bungkus plastik. Pembelian bisa dalam bentuk curah dan isi ulang.

Saat ditemui pemilik Gerai Prabumi Afifah Putri Adita menjelaskan Gerai Prabumi menerapkan konsep zero waste atau minim sampah dalam menjalankan bisnisnya.

Dia mengatakan Zero waste merupakan salah satu upaya atau gerakan untuk meminimalisir sampah mulai dari produksi.

“Jadi di Gerai Prabumi kami tidak menyediakan plastik bagi para konsumen, tetapi konsumen itu sendiri yang bawa kantong dan wadah sendiri,” jelas Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Menurut Afifah, konsep ini sangat efektif untuk mengurangi penggunaan sampah plastik Kota Padang yang sudah menumpuk.

Konsep toko zero waste ini baru di Kota Padang, namun sudah lama diterapkan di Jakarta dan Bali.

“Konsep zero waste belum banyak dikenal di Kota Padang, saat ini mungkin hanya Gerai Prabumi yang memakai konsep zero waste,” katanya.

Selain berjualan Gerai Prabumi juga menjadi salah satu wadah kampanye untuk mengurangi keberadaan sampah plastik.

“Di awal-awal memang berat, wajar saja, karena mengubah kebiasaan masyarakat yang sudah terbiasa dengan cara praktis,” jelasnya.

Kemudian, untuk membeli sesuatu seperti sabun cuci piring, pelanggan harus membawa tempat sendiri.

“Biasanya masyarakat hanya tinggal beli terus bayar, kalau di Gerai Prabumi harus melakukan penimbangan dahulu berapa berat wadahnya nanti kasir akan mengurangi jumlah berat wadah dengan isinya. Lalu, untuk pembelian tidak dibatasi berapa jumlah minimal ataupun maksimalnya,” jelasnya.

Afifah juga menjelaskan, jika produk yang dijual di Gerai Prabumi, merupakan produk UMKM yang ada di Sumatera Barat.

Seperti, sabun cuci piring itu buatan UMKM di Tanah Datar dan juga ada sabun mandi yang dibuat oleh UMKM di Kabupaten Solok.

Sekarang, Gerai Prabumi baru di kelola oleh Afifah sebagai owner dan langsung sebagai pekerja.

“Saya lulus dari IPB tahun 2018 dengan Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, saya memutuskan untuk fokus berkampanye di bidang lingkungan khususnya bahaya sampah dan penerapan sirkular ekonomi sebagai bentuk mengkonversi ilmu yang saya tahu menjadi suatu yang bermanfaat untuk masyarakat” jelasnya.(*/Fachri)

Dukung kami untuk menghadirkan cerita, dan liputan yang mendalam terkait yang terpinggirkan.

 

Silahkan klik tautan dibawah ini.