Menyuarakan Pelestarian Harimau Melalui Beat EDM

Ngobrol Bareng Vic Sundesk, Beatmaker Track Save the Tiger dari Sumatera Barat

 

 

Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) di Sumatera Barat semakin terancam karena konversi lahan. Menjelang tanggal 29 Juli 2024 yang merupakan Global Tiger Day, para pengguna instagram menggunakan lagu Save The Tiger sebagai penggiring story mereka.

 

Semenjak rilis tanggal 25 sampai akhir Juli, musik Save the Tiger  sudah didengar sebanyak 7600 kali dari pelbagai platform online, seperti Spotify, sound Tiktok dan Instagram, Youtube dan iTunes. Pendengarnya dari pelbagai tempat dan negara.

 

Beat-beat yang secara tak sadar membuat kita kepala bergoyang, serta lirik yang hanya kalimat save tiger yang diteriakkan dengan semangat ini, kemudian membuat Roehanaproject harus mewawancarai Vic Sundesk, seorang produser sekaligus Event Vibes. Kami bertanya tentang apa perubahan yang dia rasakan setelah riset untuk beat-beat EDM (Electronic Dance Music) ini.

 

Roehanaproject (R): Apa refleksi tentang theme song Save the Tiger ini ? 

 

Vic Sundesk (VS): ada beberapa point yang menurut saya menarik terkait audio ini.

 

Pertama, karakter vokal Harimau yang low, yang bisa kedengaran bahkan sampai 3 km. Nah, harimau menggunakan frekuensi ini untuk komunikasi, untuk menakuti musuh, sampai mencari pasangan. Ini diadaptasi ke nada Low di lagu Save the Tiger. Kita bisa bedakan dengan karakter meong kucing yang punya suara tinggi, dan roar harimau dengan nada rendah. 

 

Kedua, saya baru tau kalau jenis suara harimau itu luas sekali, dari Grunt, Growl, Roar, Moan, Snarl, Chuff, Hiss, sampai Gasp. Dalam track save the tiger, jenis vocal ini bisa kalian dengarkan kalau jeli dan audio yang proper. Jadi seakan harimau tersebut bernyanyi bersama kita. 

 

Tiga, nada dalam lagu save the tiger, bukan nada sedih, bukan nada ceria juga, tapi nada yang punya energi semangat (spirit). Jadi dengan nada semangat ini saya mencoba menyalurkan kesadaran konservasi untuk semua orang, nada dan teriakan “save the tiger” dalam track ini yang saya harapkan bisa menjadi penyampai energi konservasi dalam lagu ini.

 

R : Apa Genre lagu save the tiger ? 

 

VS : Banyak yang bilang progressive house, techno, edm, apapun lah, saya sebagai producer tidak mempermasalahkan claim teman teman yang mendengarkan genre ini, tapi saya cuma menyalin semangat konservasi dan perlindungan harimau kedalam sebuah nada. Bahkan kalau ada teman-teman yang mengatakan kalau ini lagu akustik pun juga gak ada masalah, karena disana ada audio harimau. Saya sih tidak terlalu fokus ke genre apanya, tapi lebih ke semangat yang disampaikan lagu aja.

 

R: Siapa saja yang terlibat dalam produksi lagu ini ? 

 

VS : Sebenarnya saya melibatkan banyak pihak untuk produce theme song ini, Kak Linda (researcher harimau), Jaka, Habib, Ison, Alfi trus ada temen saya si Abduh yang teriakan “Save the tigeeer”-nya  menjadi penambah power dari lagu ini. Kalau untuk produce ya saya sendiri dengan laptop kesayangan saya, trus menggunakan Fruityloops 20 sebagai DAW (Digital Audio Workstation). 

 

Beatmaker track Save The Tiger Vic Sundesk bermain di Car Free Day Kota Padang pada 28 Juli lalu/Adzwari RIdzki

 

R: Kenapa judulnya Save the Tiger? 

 

VS: jadi gini, kita (manusia dan harimau) sebagai warga sekitaran Bukit Barisan, udah saatnya  berhenti mikir kalau harimau itu adalah musuh. Toh kita satu habitat, kita tuh tetanggan sama harimau, udah saatnya kita ganti mindset Egosistem ke Ecosystem. Cape nggak sih berantem mulu? mau sampai kapan? 

 

Kita juga sebuah koloni yang merusak rumah dia, we are the part of ecosystem, harimau juga. Jadi lagu itu juga sebuah ajakan, ayolah kita berdansa bersama harimau, ayolah kita hidup di chamber masing-masing, nggak usah saling rusak gitu loh. Makanya selamatin harimau, kita juga selamat. Save it

 

R: Bagaimana pendapatnya tentang ada harimau mati tanggal 25 Juli  kemaren? 

 

VS : Sedih, Prihatin, Iba. Apa lagi?. tapi terakhir saya dari artikel di Mongabay, itu sekitar 15 ribu hektar lahan hutan hilang tiap tahun di Sumatera Barat dari 2017 sampai 2020. Nah, dalam 15 ribu hektar itu menurut lo berapa persen yang jadi habitat harimau? Berapa persen di sana yang jadi habitat burung? Rusa dll? itu Sumbar loh. Jalur gaul-nya Harimau Sumatera ‘kan sekitar Bukit Barisan yah, bukit barisan tuh dari Aceh sampai lampung, gimana habitat-nya nggak stres? Kalo ada harimau mati, siapa yang gak sedih.

 

R: Tapi ‘kan ada juga manusia yang di terkam harimau atau yang jadi korban harimau?

 

 

VS: Iya bener, apa bedanya manusia dililit piton? trus dengan manusia dimakan hiu? apa Cuma karna kita gak bisa bikin rumah di laut makanya kita gak komplen? That how nature works right? Apapun itu kita semua berkabung. Tapi yang penting sekarang kan bagaimana kita menjadi bagian dari ekosistem nya, bukan saling bunuh atau mangsa. 

 

Kita belum punya alat canggih untuk bisa ngasih tau harimau, “tolong jangan mangsa manusia”, mungkin suatu hari nanti, sekarang baru bisanya kita (manusia) saling ngingetin kan, soalnya kita udah punya otak masing2, tinggal pilihan nya mau pake atau engga aja. 

 

R: kenapa acara ini penting ? 

 

VS: jadi sebelum di infoin Kak Linda terkait kolaborasi ini, saya tuh bukan orang yang paham tentang harimau, saya gak sepaham itu tentang harimau, gimana hidupnya, habitatnya, bagi saya dulu harimau yah sekedar hewan gitu aja, saya gak punya bonding khusus tentang harimau. Terakhir saya liat harimau ya pas di kebun binatang Bukittinggi doang. Dan itu juga harimau-nya lemes, nggak greget gitu. Jadi ya dalam otak saya harimau, yaa  gitu doang. 

 

Kita nih masyarakat urban ‘kan, tau apa kita tentang harimau. Tapi setelah diinfoin tentang kolaborasi ini, saya searching apapun tentang harimau, saya jadi kagum, saya bahkan mikir harimau sepenting itu loh dalam rantai ekosistem kita. 

 

Trus kenapa ini penting ? saya gak tau efek kegiatan ini buat orang lain, tapi setidaknya sekarang saya tau sedikit hal tentang harimau, dan saya akan ingat seumur hidup kalau 29 Juli adalah harimau, yang bakal ngingetin kalau harimau dalam kondisi bahaya, habitat nya terancam. 

 

Mereka terancam punah, masa harus nunggu mereka punah dulu baru kita sadar. Ini kan kampanye ya, kampanye tuh bukan ngajarin ikan berenang, bukan ngajarin gimana burung terbang tapi gimana kita nularin kesadaran ke orang yang belum ngerti gitu loh, klo ke yang ngerti mah yaudah, rawat kesadaran lu aja. 

 

Menurut saya yang BKSDA lakuin pas CFD di padang kmren keren gitu loh, jadi kebanyak kami yang terlibat kemarin saya bukan orang yang ngerti spesies ini juga, ini lah dimana tahapan orang yang gak ngerti seperti saya menjadi ngerti tentang spesies ini. Canggihnya disitu.

 

R: kenapa musiknya DJ  DJ,kesannya kyak party gitu, harusnya berkabung kan spesies ini terancam.

 

VS: Maaan

 

Yang pertama saya bukan DJ (Disk Jockey) tapi Event Vibes. 

 

Yang kedua, kenapa musiknya kayak gitu ? yaa saya lagi nikmatin vibes itu, saya nggak bisa produce music yang harus nyenengin kuping tiap individu yang ada di dunia, bro, I make music that you should hear, not what you want to hear.  Selamat hari apapun, muaaah to all tiger hommiess..



Dukung kami untuk menghadirkan cerita, dan liputan yang mendalam terkait yang terpinggirkan.

 

Silahkan klik tautan dibawah ini.